1. Forrest Gump
Tagline film ini begitu memikat dan
langsung menyedot antusiasme penonton “Life is like a box of
chocolates… you never know what you’re gonna get” tapi yang membuat
kagum dan begitu semangat adalah saat Forrest dikejar-kejar
teman-teman SD nya yang nakal dan Jenny teman kecilnya menyemangati
Forrest untuk terus berlari menghindar “run forrest run!” begitu teriak
Jenny, dan Forrest terus berlari, alat bantu yang menopangnya berjalan
akhirnya rusak dan membebaskannya untuk terus berlari. Inilah film
yang memenangkan 6 Piala Oscar termasuk best picture, best performance
by an actor in leading role dan best director.
Film ini begitu memikat karena seperti
maksud tagline film ini, hidup memang tidak bisa ditebak. Forrest Gump
adalah film mengenai seorang anak bernama Forrest Gump (Tom
Hanks), yang sewaktu kecil memiliki IQ 75 dan memiliki kaki yang
sedikit pincang yang membuatnya tidak bisa memasuki sekolah manapun.
Namun ibunya suatu hari pernah berkata, “ayo Forrest kita buktikan
bahwa kamu bisa” dan waktu memang menjawab ucapan ibunya tersebut.
Berbekal kemampuan larinya yang cepat,
siapa yang menyangka, Forrest Gump, anak berkaki pincang dan ber IQ 75
bisa mendapat bintang kehormatan kongres dalam bidang militer, bertemu
tokoh-tokoh bersejarah, atlet ternama, pebisnis udang yang tangguh, dan
selebriti yang mempengaruhi budaya pop. Namun sayang seribu sayang,
peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya tidak pernah ia sadari
karena ia memang tidak mampu menyadarinya.
2. My Sisters Keeper
Film ini benar-benar mengharu biru, tatkala Sara Fitzgerald
diperankan oleh Cameron Diaz, seorang ibu dan pengacara yang sukses
harus berada di posisi tersulit dalam hidupnya, merelakan Kate pergi
karena direnggut leukimia atau harus mengorbankan putri kecilnya, Anna,
yang memiliki struktur tulang sempurna untuk Kate. Sebenarnya Sara tahu
mengorbankan Anna demi Kate adalah tindakan terburuk yang pernah
dilakukan oleh orangtua terhadap anak, tetapi Sara harus melaksanakan
itu agar nyawa putrinya, Kate selamat dari leukimia.
Tindakan Sara
Fitzgerald yang terkesan kejam dan tidak mengenal logika mendapat
perlawanan dari anaknya sendiri, Anna Fitzgerald, yang diperankan oleh
aktris cilik Abigail Breslin.
Anna pada akhirnya harus menyewa
pengacara top yang mengidap penyakit ayan untuk melawan tindakan ibunya
melalui jalur hukum tentu ini menjadikan Sara berang dan menyalahkan
siapa pun yang membela keputusan Anna.
Untungnya, Anna mempunyai ayah yang baik dan pengertian yang mampu memahami keputusannya.
Penampilan
Cameron Diaz benar-benar total dan bahkan seperti berada di performa
keemasannya. CamDi berani membabat habis rambutnya untuk membuktikan
bahwa dia serius di film ini. Cerita tentang hak anak pada orangtua ini
mengajarkan, bagaimanapun besarnya cinta orangtua pada anak, harus
tunduk pada kehendak Tuhan.
3. Pursuit of Happiness
Semua orang yang
pernah menonton film ini setuju, jikalau adegan Will Smith yang tidur
dengan anaknya di toilet umum di sebuah stasiun kereta adalah adegan
paling mengharukan dari film ini. Perkenalkan film yang juga
direkomendasikan oleh Oprah, Pursuit of Happiness. Film ini
bercerita tentang Christopher Gardner seorang salesmen yang menghabiskan
seluruh dana yang dimiliki yang diinvestasikan untuk membeli franchise scanner tulang (Bone Density Scanner) portable.
Sebagaimana
setiap salesman, dia yakin alat ini akan laku di pasaran, tetapi sayang
seribu sayang, setiap dokter yang dia temui menolak menggunakan alat
ini dengan alasan kurang efisien dan higienis serta terlalu mahal,
walaupun mampu menghasilkan gambar lebih baik daripada sinar-X.
Kegagalan
demi kegagalan ditemui oleh Christopher yang diperankan oleh Will
Smith, utang-utang semakin menumpuk sementara tumpukan pemindai, tidak
laku terjual. Hal ini memicu keributan dalam rumah tangga Chris, dalam
suasana seperti ini, Linda, istrinya tidak tahan dengan kondisi ini dan
memilih meninggalkan Chris dan anaknya.
Dalam keputusasaan, Chris
memikirkan bagaimana cara menjadi bahagia dan dia melihat bagaimana
orang-orang yang keluar dari kantor pialang saham tersenyum dalam
kebahagiaan. Sejak saat itu, dia memutuskan untuk menjadi pegawai magang
di pialang saham setempat.
Dalam masa magang yang tak dibayar
itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia diusir dari rumah sewanya
dan menjadi tunawisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat
umum, tetapi kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide
Memorial Chruch.
Karena keterbatasan tempat, mereka harus
mengantre untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal
dan terpaksa tidur di luar. Kemiskinan dan ketunawismaan ini semakin
mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan
mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Di akhir cerita,
Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana.
Sejak saat itulah Chris dan anak kecilnya yang diperankan oleh anaknya
sendiri Jaden Smith, hidup bahagia.
4. I Am Sam
Orang-orang dengan keterbelakangan mental
yang kita kenal biasanya tidak memiliki harapan hidup yang berarti dalam
kehidupan mereka, namun Sean Penn mampu menghapus imaji keliru itu.
Berperan sebagai Sam Dawson, orang yang memiliki keterbelakangan mental (dissability disorder) ternyata
mampu membesarkan seorang gadis kecil yang tumbuh menjadi gadis cerdas
dan berbakat di sekolah. Sam Dawson juga mampu memiliki penghasilan
dengan bekerja di coffeshop Starbucks sebagai pramusaji.
Kehidupan Sam dan anak kecilnya yang bernama Lucy (diperankan oleh
Dakota Fanning) terganggu tatkala hakim setempat menyatakan Sam tidak
akan mampu mengasuh Lucy karena keterbelakangannya. Pengadilan setempat
memutuskan jikalau Lucy harus tinggal di Foster Care untuk diadopsi oleh
orang lain.
Seketika itu juga Sam Dawson harus bekerja keras
meyakinkan orang-orang yang tidak mengerti dirinya, bahwa dirinya
mencintai Lucy, dan mampu membesarkannya secara normal. Dalam
perjalanannya memperjuangkan hak asuh lucy, Sam bertemu dengan pengacara
terkenal yang tidak pernah kalah Rita Williams yang diperankan oleh
Michelle Pfifer.
Dalam perjuangan memenangkan kasus ini, Rita
yang menjadi pengacara top ternyata menyadari bahwa kesempurnaan
karirnya ternyata tidak berbanding lurus dengan kehidupan pribadi,
suaminya selingkuh dan anak nya tidak pernah mau mendengarkan
omongannya. Yang saya suka dari film ini adalah kegigihan Sam Dawson,
bahwa walaupun ia memiliki keterbelakangan mental dia bisa berusaha
keras membesarkan putri semata wayangnya, Lucy.
5. The Blind Side
Sandra Bullock bisa jadi bangga karena
bermain di film ini, karena untuk pertama kalinya Sandra mendapat
nominasi dan langsung keluar sebagai pemenang Best Actress in Leading
Role pada pagelaran Academy Award tahun lalu. Film ini berkutat pada
jalan hidup Michael Oher, siswa kulit hitam yang berbadan bongsor.
Dikarenakan orang tuanya yang miskin dan tinggal di kawasan kumuh
Memphis, Michael di asuh oleh orang tua asuh yang sedikitpun tidak
peduli pada dirinya, bahkan mengolok-oloknya, yang membuat Michael
akhirnya harus berpindah-pindah tempat tidur dengan hanya satu kantong
plastik.
Beruntung Michael dimasukkan kedalam
sekolah Kristen oleh seorang pelatih football yang memang membutuhkan
orang dengan perawakan seperti Michael yang tinggi gemuk dan besar.
Walaupun begitu Michael tetaplah seorang Tuna Wisma yang tidur
berganti-ganti tempat dengan satu kantung plastik. Dalam keadaan
seperti itu, Michael yang diperankan oleh Quentin Aaron, bertemu
seorang ibu dan wanita karir bergaya slebor namun berhati Malaikat,
Leigh Anne Toughy (Sandra Bullock).
Keluarga Toughy pada mulanya ragu
mengenai keputusan yang memberi tempat untuk Michael Oher, namun lambat
laun, karena keteguhan hati Leigh Anne, Michael benar-benar bisa
diterima di keluarga Toughy, bahkan dalam foto keluarga saat Natal,
Michael diperkenankan untuk ikut bersama. Sungguh suatu teladan yang
baik mengenai keterbukaan pada orang asing. Di tangan Leigh lah Michael
Oher, seorang anak terbuang yang miskin, tuna wisma yang selalu
mengucapkan kata-kata “I dunno” akhirnya bisa menjadi pemain football
terkenal.
Leigh Anne berusaha sekuat tenaga
mendorong sisi positif dalam diri Michael, menemukan bakat naluri alami
berupa insting protektif, memberikan kenyamanan suasana keluarga yang
membuat Michael merasa percaya diri, bahwa dirinya penting dan
menemukan jati dirinya.
(Sumber http://hiburan.kompasiana.com)
No comments:
Post a Comment