raqilaza

Busana Muslim yaaa di RAQILAZA....

Wednesday, April 4, 2012

Menata Ulang Keuangan Rumah Tangga

Dampak paling terasa dari gunjang-ganjing kenaikan harga bahan balar minyak (BBM) adalah kondisi keuangan di rumah. Apalagi kenaikan harga BBM tidak serta merta diikuti kenaikan gaji atau penghasilan. Padahal harga BBM belum naik pun, harga-harga kebutuhan pokok lainnya sudah duluan naik. Bagaimana mengatur keuangan rumah tangga saat ini agar kebutuhan keluarga tetap terpenuhi? Pos-pos apa saja yang dapat dikurangi dan harus tetap bertahan?.
 Kenaikan harga BBM memang secara otomatis mendorong terjadinya peningkatan harga. Bukan hanya kebutuhan pokok, melainkan juga biaya transportasi, pendidikan, kesehatan, dll dipastikan ikut naik. Kondisi seperti ini dibenarkan Financial Planner Mike Rini Sutijno. Menurut dia, kondisi keuangan keluarga saat ini harus dikaji ulang. Jumlah uang yang masuk tidak meningkat, sedangkan jumlah uang yang keluar meningkat. Kaji ulang keuangan rumah tangga bertujuan agar antara pendapatan dan pengeluaran pas. Tidak kurang tidak lebih dan tidak jadi pengutang.
  1. Mana biaya yang tidak dapat dihentikan (harus tetap ada) adalah biaya sandang, pangan dan papan. Agar pengeluaran ini tidak berdampak defisit pada biaya lain, pengeluaran pos pangan dapat dilakukan dengan memilih bahan makanan yang dikonsumsi. Contoh, bila sebelumnya mengonsumsi beras mahal, kini dapat memilih beras kelas dua. Begitu juga dengan untuk kebutuhan kalori, daging sapi dapat diganti dengan daging ayam atau ganti dengan tahu, tempe, ikan.
  2. Mana biaya yang dapat dikurangi. contohnya mensiasati cara pengolahan makanan,biasanya digoreng dapat diganti dengan cara dikukus/dibakar. Untuk anak-anak dan orang tua yang bekerja membawa makanan/bekal dari rumah. menjadwal semua pekerjaan rumah tangga, misalnya tidak harus setiap ada piring atau baju kotor dicuci. Pekerjaan dapat dilakukan sekaligus sehingga air, listrik, tenaga dan waktu dapat dihemat.
  3. Mana biaya yang dapat dihilangkan adalah biaya-biaya yang mengarah pada gaya hidup konsumtif. Biaya-biaya seperti ini dikeluarkan hanya karena habbit (kebiasaan). Contoh, makan diluar adalah kebiasaan, sekedar nongkrong-nongkrong. kalau tidak dilakukan pun tidak akan menurunkan kualitas hidup.
Menata ulang keuangan ini harus melibatkan semua orang, karena setiap anggota keluarga akan saling mempengaruhi. Ayah selaku pimpinan keluarga tidak melulu menekan ibu harus hemat, tetapi ibulah selaku manajer urusan rumah tangga mengkaji dan menata ulang semua pembiayaan rumah tangga dengan mengkomunikasikan bersama ayah dan melakukan bersama seluruh anggota keluarga.
Inti dari semua ini, landasannya adalah pola pikir (mindset). Pola pikir yang berubah dapat membawa perubahan. Sebaliknya pola pikir yang stagnan (stuck) tidak akan membawa perubahan.

Sumber ringkasan Harian Pikiran Rakyat, Minggu, 1 April 2012

1 comment:

  1. betuul buu, hemat tanpa ngurangi rasa aman nyaman dan tentram loh jinawi

    ReplyDelete