Bristol, Inggris, Wren Bowell (2 tahun) sedang membawa
pensil ketika tersandung tangga di rumahnya, akibatnya pensil yang
dibawanya ini masuk ke rongga bola mata dan nyaris membuatnya meninggal.
Balita ini berhasil lolos dari kematian akibat pensil yang masuk ke bola matanya ini bersarang di otaknya. Hasil sinar X menunjukkan pensil tersebut menembus mata kanan Wren hingga 1,5 inci di dalam kepalanya.
Ahli bedah saraf harus mengoperasi selama 4 jam untuk menyelamatkan hidupnya serta menghilangkan bagian dari tengkorak agar pensil tersebut bisa dikeluarkan. Ini karena pensil tersebut sudah melewati 3 pembuluh darah.
Para dokter yang menangani hal ini merasa takjub dengan hasil yang didapatkan. Beruntung pensil tersebut tidak menusuk bola matanya tapi hanya melewati rongga di atas bola mata, sehingga tidak ada cedera atau kerusakan otak dan tidak berefek buruk pada penglihatannya.
Kejadian ini bermula ketika Wren sedang menggambar di kamarnya dan berlari untuk menunjukkan gambar tersebut ke orangtuanya. Namun saat berlari ia tersandung tangga dan pensil yang dipegangnya masuk ke rongga di bola matanya dan menuju otak.
"Tidak ada patah tulang yang buruk, tapi terjadi sesuatu pada matanya, kepala atau otaknya. Untungnya istri saya adalah perawat bayi, jadi ia tetap menjaga kepala Wren dan tidak berusaha mengeluarkan pensil," ujar sang ayah Martyn Bowell (34 tahun), seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (5/7/2012).
Ambulance pun datang dan membawanya ke Royal United Hospital, namun hasil scan menunjukkan adanya cedera serius sehingga dirujuk ke spesialis ahli bedah saraf di Frenchay Hospital dekat Bristol.
"Pensil itu hanya berada beberapa milimeter dari pembuluh darah besar di otaknya. Dia sangat beruntung karena tidak sampai terjadi pendarahan besar. Cedera ini hanya mengitari bagian atas mata dan tidak merusak mata serta tidak mengalami kerusakan permanen," ujar konsultan ahli bedah saraf, Ian Pople.
Pople mengatakan ia harus menghapus bagian dari tengkorak Wren untuk memastikan bahwa tidak ada sisa bintik-bintik pensil di dalam otaknya sehingga dokter menggunakan antibiotik untuk membersihkannya.
Setelah operasi, Wren harus dirawat selama 3 minggu di rumah sakit dan diizinkan pulang pada 4 April 2012. Ia pun harus mengonsumsi obat antikejang sebagai salah satu bentuk pencegahan.
Balita ini berhasil lolos dari kematian akibat pensil yang masuk ke bola matanya ini bersarang di otaknya. Hasil sinar X menunjukkan pensil tersebut menembus mata kanan Wren hingga 1,5 inci di dalam kepalanya.
Ahli bedah saraf harus mengoperasi selama 4 jam untuk menyelamatkan hidupnya serta menghilangkan bagian dari tengkorak agar pensil tersebut bisa dikeluarkan. Ini karena pensil tersebut sudah melewati 3 pembuluh darah.
Para dokter yang menangani hal ini merasa takjub dengan hasil yang didapatkan. Beruntung pensil tersebut tidak menusuk bola matanya tapi hanya melewati rongga di atas bola mata, sehingga tidak ada cedera atau kerusakan otak dan tidak berefek buruk pada penglihatannya.
Kejadian ini bermula ketika Wren sedang menggambar di kamarnya dan berlari untuk menunjukkan gambar tersebut ke orangtuanya. Namun saat berlari ia tersandung tangga dan pensil yang dipegangnya masuk ke rongga di bola matanya dan menuju otak.
"Tidak ada patah tulang yang buruk, tapi terjadi sesuatu pada matanya, kepala atau otaknya. Untungnya istri saya adalah perawat bayi, jadi ia tetap menjaga kepala Wren dan tidak berusaha mengeluarkan pensil," ujar sang ayah Martyn Bowell (34 tahun), seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (5/7/2012).
Ambulance pun datang dan membawanya ke Royal United Hospital, namun hasil scan menunjukkan adanya cedera serius sehingga dirujuk ke spesialis ahli bedah saraf di Frenchay Hospital dekat Bristol.
"Pensil itu hanya berada beberapa milimeter dari pembuluh darah besar di otaknya. Dia sangat beruntung karena tidak sampai terjadi pendarahan besar. Cedera ini hanya mengitari bagian atas mata dan tidak merusak mata serta tidak mengalami kerusakan permanen," ujar konsultan ahli bedah saraf, Ian Pople.
Pople mengatakan ia harus menghapus bagian dari tengkorak Wren untuk memastikan bahwa tidak ada sisa bintik-bintik pensil di dalam otaknya sehingga dokter menggunakan antibiotik untuk membersihkannya.
Setelah operasi, Wren harus dirawat selama 3 minggu di rumah sakit dan diizinkan pulang pada 4 April 2012. Ia pun harus mengonsumsi obat antikejang sebagai salah satu bentuk pencegahan.
"Saya mengucapkan terimakasih pada ahli bedah saraf atas apa yang telah mereka lakukan terhadap putri kecil kami, meskipun rasanya tidak cukup jika hanya mengucapkan terimakasih," ujar Martyn Bowell.
No comments:
Post a Comment